Jika mendengar soal pelet,
pasti kita semua terkadang suka merasa heran dengan ilmu yang satu ini. Pada
umumnya dibenak manusia soal pelet ini akan menimbulkan suatu pertanyaan besar,
ko bisa sih kaya gitu!!!? Lalu bagaimana sih sebenarnya cara kerja ilmu pelet
itu sehingga bisa membuat orang yang terkena menjadi gelap mata dan menuruti
apa saja yang dikatakan pengguna ilmu itu. Dan yang menjadi sebuah pertanyaan
yang paling besarnya adalah bagaimana mungkin orang yang semula sangat
membencinya tiba-tiba berbalik arah menjadi cinta mati?. Heran kan....? bukan
main yaaaa!!?
Jika disamakan dan
dicermati, ilmu pelet sama persis dengan aksi hipnotis yang membuat korbannya
menuruti apa yang di perintahkan oleh pengguna ilmu itu. Yang membedakan
keduanya adalah jika pelet menggunakan ritual dan syarat-syarat khusus,
sedangkan hipnotis tidak, karena hanya
butuh menguasai pikiran bawah sadar korbannya saja. Dan ilmu pelet mempunyai
kesan memaksa agar bisa mempengaruhi sampai kapanpun, sedangkan hipnotis hanya
beberapa saat saja. Maka dapat kita simpulkan bahwa pelet itu adalah sebuah
ritual khusus guna mendapatkan apa yang dikehendaki dengan cara memaksa.
Media dan pengaruh ilmu pelet
Pengaruh ilmu pelet ini
bisa sementara, bertahun tahun bahkan ada yang sampai seumur hidup. Pelet
sendiri sudah memiliki tatacara yang yang sudah menjadi rahasia umum. Ada yang
menggunakan ritual semacam puasa mutih ( hanya makan nasi ), patigeni atau matigeni
( tidak makan dan tidak tidur dalam jangka tertentu ), dan puasa ngableng (
puasa yang tidak peduli hari-hari yang diharamkan agama ). Ada juga media yang
menggunakan energi sugesti diri, energi langsung makhluk gaib, benda bertuah
atau jimat semisal bulu perindu, minyak mani gajah, boneka khusus, foto, rambut
atau kain yang pernah dipakai si korban.
0 komentar:
Posting Komentar